Monday, February 13, 2017

Kisah Jassasah

Dari Fathimah binti Qais, saudari Adh Dhahhak bin Qais, salah satu wanita yang turut serta dalam hijrah pertama, ia berkata:
Aku mendengar penyeru Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menyerukan shalat jamaah. Aku keluar ke Masjid lalu shalat bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam. Aku berada di shaf kaum wanita yang berada di belakang kaum. Setelah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menyelesaikan shalat, Beliau duduk di atas mimbar dan Beliau tertawa.
Beliau bersabda: "Hendaklah setiap orang tetap berada di tempatnya."
Setelah itu Beliau bertanya: "Tahukah kalian, kenapa aku mengumpulkan kalian?" mereka menjawab: Allah dan rasulNya lebih tahu.
Beliau bersabda: Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengumpulkanmu karena harapan atau rasa takut, tapi aku mengumpulkan kalian karena Tamim Ad Dari dulunya orang Nasrani lalu ia datang, berbaiat lalu masuk Islam. Ia menceritakan suatu hadits padaku, sama seperti hadits yang aku ceritakan kepada kalian tentang Al Masih Dajjal. Ia menceritakan kepadaku bahwa ia naik perahu bersama tigapuluh orang dari Lakham dan Judzam. Gelombang mempermainkan mereka di laut selama sebulan lalu mereka menepi ke suatu pulau di lautan hingga matahari tenggelam. Mereka duduk di dekat perahu lalu masuk ke pulau. Seekor binatang menemui mereka, banyak bulunya, mereka tidak tahu mana kemaluannya dan mana duburnya karena banyak bulunya.

Mereka bertanya: Celakalah kau, apa kau ini? ia menjawab: Aku adalah jassaasah.
Mereka bertanya: Apa itu jassaasah? Ia berkata: Wahai kaum, pergilah ke orang itu di ujung kampung, dia merindukan kabar kalian.
Adh Dhahhak berkata: Saat ia menyebut nama seseorang pada kami, kami takut jangan-jangan ia setan. Kami segera pergi hingga memasuki perkampungan, ternyata di sana ada orang terbesar yang pernah kami lihat, paling kuat dan tangannya terbelenggu di leher, antara lutut dan mata kakinya terbelenggu besi.
Kami berkata: Celakalah kamu, apa kau ini? ia menjawab: Kalian telah mengetahuiku, maka beritahukan siapa kalian? Mereka menjawab: Kami dari Arab, kami naik perahu. Saat gelombang menghebat, kami dipermainkan selama sebulan kemudian kami menepi ke pulaumu ini. Kami duduk di dekat perahu lalu kami masuk ke pulau. Seekor hewan menemui kami, bulunya lebat, tidak jelas mana kemaluannya dan mana duburnya karena banyaknya bulu. Kami bertanya: Celakalah kau, apa kau ini? ia menjawab: Aku adalah jassaasah. Kami bertanya: Apa itu jassaasah? Ia berkata: Wahai kaum, pergilah ke orang itu di ujung kampung, dia merindukan kabar kalian. Lalu kami segera menujumu dan kami takut padanya, kami tidak aman jangan-jangan ia setan.

Ia berkata: Beritahukan padaku tentang kurma Baisan. Kami bertanya: Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia berkata: Aku bertanya pada kalian tentang kurmanya, apakah sudah berbuah? Kami menjawab: Ya. Ia berkata: Ingat, ia hampir tidak membuahkan lagi.
Ia berkata: Beritahukan padaku tentang danau Thabari. Kami bertanya: Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia menjawab: Apakah ada airnya? Mereka menjawab: Airnya banyak. Ia berkata: Ingat, airnya hampir akan habis.
Ia berkata: Beritahukan padaku tentang mata air Zughar. Mereka bertanya: Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia berkata: Apakah disana ada airnya dan apakah penduduknya bercocok tanam dengan air itu? Kami menjawab: Ya, airnya banyak dan penduduknya bercocok tanam dengan air itu.
Ia berkata: Beritahukan padaku tentang Nabi orang-orang buta huruf, bagaimana keadaannya? Mereka menjawab: Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib. Ia bertanya: Apakah orang-orang Arab memeranginya? Kami menjawab: Ya. Ia bertanya: Apa yang mereka lakukan terhadapnya? Lalu kami memberitahunya bahwa beliau menang atas bangsa Arab di sebelahnya dan mereka menaatinya. Ia bertanya pada mereka: Itu sudah terjadi? Kami menjawab: Ya. Ia berkata: Ingat, sesungguhnya itu baik bagi mereka untuk menaatinya. Aku akan beritahukan pada kalian siapa aku. Aku adalah Al Masih Dajjal dan aku sudah hampir diizinkan untuk keluar lalu aku akan keluar. Aku melintasi bumi, aku tidak membiarkan satu perkampungan pun kecuali aku singgahi selama empatpuluh hari kecuali Makkah dan Thaibah (Madinah), keduanya diharamkan bagiku. Setiap kali aku hendak memasuki salah satunya, Malaikat membawa pedang kuat menghadangku menghalangiku dari tempat itu dan disetiap jalannya terdapat Malaikat-malaikat penjaga."
Fathimah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda seraya memukulkan tongkat pendek Beliau ke mimbar: "Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah -maksud Beliau Madinah-. Ingat, apakah aku sudah menceritakannya pada kalian?" mereka menjawab: Ya. "Hadits Tamim membuatku heran, ceritanya sama seperti yang aku ceritakan pada kalian tentang Dajjal, Madinah dan Makkah. Ingat, sesungguhnya Dajjal ada di lautan Syam atau Yaman. Tidak, tapi dari arah timur. Ia tidak berada di arah timur, ia tidak berada di arah timur. Ia menunjukkan tangannya ke timur."
Fathimah berkata: Aku menghafal ini dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam.
(Shahih: HR. Muslim no. 5235, versi Syarh Muslim no. 2942)