Wednesday, June 3, 2009

MERPATI KEKASIH

Hari ini dua merpati tengah bercengkrama di atas dahan sebuah pohon. Rupanya mereka adalah sepasang kekasih. Pantaslah mereka tampak begitu bahagia. Ketika yang satu berceloteh maka yang lain mendengarkan dengan setia dan penuh perhatian. Tersenyum simpul, tersipu malu, tertawa ceria. Begitulah mereka, emmm siapa pula yang tak bahagia bila bersanding dengan sang kekasih tercinta. Bahkan kebersamaan mereka sering membuat cemburu merpati² yang lain. Bisa jadi mereka adalah sepasang merpati yang paling diidam-idamkan, paling serasi, menurut ukuran mereka tentunya.


Merpati gadis merasa sangat beruntung karena kekasihnya sangat setia padanya. Sebelumnya dia pernah menjalin hubungan dengan kekasihnya yang lain. Kala itu dia pun menjaga dengan sangat baik hubungan itu. Namun tidak dengan kekasihnya dulu. Karena ternyata kekasihnya berkhianat di belakangnya namun terang-terangan di depan sahabatnya. Sahabat² merpati gadis berusaha menyembunyikan pengkhianatan itu demi menjaga hati merpati gadis. Namun karena rasa sayang yang begitu besar pada sahabatnya, mereka pun menceritakan pengkhianatan itu.

Namun itu dulu. Merpati gadis kini telah bahagia dengan kekasih barunya. Dan ia tidak peduli dengan apapun tentang si pengkhianat. Dan belakangan ia dengar kabar bahwa pengkhianatnya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan satu sayap dan satu kakinya patah. Karma, pikir merpati gadis.

Dan hari ini kabar angin berhembus. Rupanya yang membuat mereka tertawa ceria adalah karena sang kekasih dalam beberapa hari ini akan berulang tahun. Dan merpati gadis memberikan kado ultah beberapa hari lebih awal namun ia meminta sang kekasih untuk membukanya tepat di hari ultahnya. Sang kekasih setuju dengan permintaan merpati gadis. Sang kekasih terlihat senang sekali menerima kado spesial itu. Mereka bercengkrama hingga senja mulai menampakkan diri dan memaksa mereka untuk berpisah ke sangkar masing².

Pagi ini rupanya mentari enggan sekali menampakkan diri. Langit murung. Angin lambat berhembus. Sunyi. Alam seperti tengah berduka. Bahkan teman² pun belum terdengar kicauannya. Mungkin teman² belum terjaga dari tidurnya, atau aku yang bangun lebih awal, atau memang fajar yang belum terbit, pikir merpati gadis. Apapun itu, biarlah, acuhnya. Yang dia ingat dan pedulikan hanya bahwa hari ultah kekasihnya telah tiba. Rasanya tak sabar untuk melihat reaksi kekasihnya ketika membuka kado darinya. Lalu dia mulai mengepakkan sayapnya, terbang.

Kakinya hampir saja hinggap di dahan pohon dekat sangkar kekasihnya ketika dilihatnya di bawah pohon ramai sekali. Wah, rupanya teman² memang sudah lebih dulu bangun, pikirnya. Lalu ia terbang ke bawah menuju kerumunan teman²nya. Ketika ia sampai di bawah semua mata tertuju padanya. Tiba² hatinya tercekat. Ia menitikkan airmata. Sang kekasih baru saja menghembuskan nafas terakhirnya. Dadanya bersimabh darah. Seseorang telah menembaknya. Mata sayunya menatap merpati gadis lalu perlahan terpejam. Kedua sayapnya memegang erat kado yang masih terbungkus rapi. Bahkan ia belum sempat membukanya. Andai saja kubiarkan dia membukanya hari itu juga.......